Mengisi Ramadhan Dengan Shalat Tarawih dan Tilawah Al-Qur’an

Oleh: Asy Syaikh Muhammad Al Imam

Berikut nasehat yang kami sadur dari muhadharah Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah di Darul Hadits Ma’bar, Yaman.

Segala puji bagi Allah Ta’ala, shalawat dan salam semoga tercurah pada Rasulullah Muhammad. keluarga dan para shahabatnya.

Wahai saudaraku sekalian.

Kalian tentunya sadar bahwa Ramadhan sebentar lagi datang, dan sesungguhnya seorang mukmin itu akan rindu terhadap datangnya Ramadhan, karena dia tahu akan kebaikan, barakah yang ada pada bulan Ramadhan. Ramadhan adalah bulan ditegakkannya shalat tarawih, diperbanyak banyak Al-Qur’an (karena Al-Qur’an turun pada bulan Ramadhan), diperbanyak padanya dzikir dan do’a, diperbanyak padanya taubah dan menjalani kehidupan penuh bersama Allah Ta’ala pada malam dan siangnya.

Orang-orang mukmin yang mengejar ridha Allah Ta’ala pada bulan Ramadhan seperti malaikat, siangnya puasa dan malamnya mengisinya dengan shalat, siangnya dipenuhi dengan membaca Al-Qur’an dan malamnya memdengarkan imam membaca Al-Qur’an dalam tarawihnya. Maka muliakanlah dirimu dengan malam yang penuh barakah pada waktu dan keadaan yang sangat berharga.

Wahai saudaraku sekalian.

Shalat tarawih itu syi’ar Ramadhan, siapa yang tidak menunaikan tarawih maka seakan-akan tidak ada Ramadhan baginya, dan dia seperti bukan dalam bulan Ramdhan. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggandengkan antara penunaian puasa dan penunaian shalat tarawih dalam hadits Abu Hurairah dalam Ash-Shahihain,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa menunaikan puasa Ramadhan didasari keimanan dan mencari pahala dari Allah akan diampuni baginya dosanya yang telah lewat, dan barangsiapa menegakkan shalat tarawih di bulan Ramadhan didasari keimanan dan mencari pahala dari Allah akan diampuni baginya dosanya yang telah lewat.”

Perhatikan bagaimana Allah Ta’ala menjadikan shalat tarawih sebanding dengan puasa di siang hari, dan menjadikan pahala shalat tarawih semisal dengan dengan pahala puasanya yaitu diampuni baginya dosaanya yang telah lewat.

Kemampuan menunaikan shalat malam (tarawih) adalah anugerah ilahy yang Allah Ta’ala khususkan bagi hamba-Nya yng Dia kehendaki. Dan ini adalah ibadah yang paling besar yang dengannya Allah Ta’ala membangunkan kalbu orang yang Dia kehendaki. Maka Dia jadikan kalbu itu berhubungan dengan-Nya dan menghadap kepada-Nya, tenang dengan mengingat-Nya dan merasa lapang dalam menunaikan ketaatan padanya.

Karena pentingnya shalat malam maka shalat inilah yang pertama kali diwajibkan, lalu wajibnya shalat ini dihapus dan dijadikan sunnah dan sebagai sebaik-baik ibadah sunnah. Sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa sebaik-baik ibadah adalah shalat malam, yang kalau bulan Ramadhan adalah shalat tarawih.

Hasan Al-Bashry rahimahullah ditanya: “Amalan apakah yang paling baaik menjadi perantara mendekatkan diri pada Allah Ta’ala? Beliau berkata: “Shalat di gelapnya malam.”. Atsar ini shahih diriwayatkan oelh Ibnu Abi Ad-Dunya. Engkau ingin diterima dan diampuni? Engkau ingin didekatkan kepada Allah Ta’ala dan ampunan-Nya? Maka sebab yang paling besar untuk itu adalah shalat malam.

Masruq bin Al-Ajda’ berkata: “Tidaklah aku merasa sedih karena sesuatu kecuali karena kurang sujud bershalat (sunnah)”. Dan shalat malam adalah sebaik-baik ibadah sunnah.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Ad-Dunya dari Tsabit Al-Bunany rahimahullah bahwa dia pernah berdo’a: “Ya Allah, kalau Engkau memberikan shalat bagi seseorang di kubur maka berilah aku shalat itu.” Dia tidak mau meninggalkan shalat malam karena besarnya cintanya padanya.

Dan diriwayatkan dari Tsabit Al-Bunany bahwa dia berkata: “Aku memaksa diriku untuk shalat malam selama dua puluh tahun, lalu aku bisa melaksanakannya dengan rasa cinta selama dua puluh tahun yang lain.” Maka seorang pemuda jika belum menemukan semangat untuk shalat malam maka dia harus berusaha keras memaksa dirinya, dan jangan menyerahkan dirinya pada hawa nafsunya. Karena jiwa itu selalu ingin untuk berlambat-lambat dan bermalas-malas.

Maka hendaknya memaksanya jika engkau ingin termasuk pada tuju golongan yang di naungi Allah Ta’ala sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah dalam Ash-Shahihain,

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ… وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ

“Tujuh golongan yang akan dinaungi Allah pada hari ya g tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. ..(Diantara mereka) Dan seorang pemuda yang tumbuh dengan beribadah kepada Rabbnya.”

Ibnul Qayyim mengatakan: “Tujuh golongan ini ssampai pada kedudukan yang mereka capai karena mereka meninggalkan hawa nafsunya dan mengejar apa yang meridhakan Allah Ta’ala.

Masruq berkata: “Bagaimana aku akan tidur dalam keadaan aku taku adzab akan menghantamku di malam hari.”

Bulan ini adalah bulan yang mulia, bulan yang penuh ibadah, jangan kau relakan dirimu jatuh pada kelalaian, kesia-siaan dan rasa malas, maka mencontohlah kepada para pendalumu yang shalih.

Kalau ada yang berkata: Shalat tarawih kan tidak wajib?

Jawabannya: Benar shalat tarawih tidak wajib, tapi apakah kamu merasa tidak butuh untuk shalat tarawih, apakah kamu tidak butuh untuk sujud kepada-Nya? Apakah kamu tidak butuh ampunan-Nya? Apakah kamu tidak butuh rahmat-Nya? Apakah kamu tidak butuh pada kemurahan-Nya? Lihatlah shahabat, mereka semangat shalat malam dan bahkan di antara mereka ada yang mengejar untuk bisa mendampingi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallaam lalu dianjurkan untuk banyak shalat.

Dan juga di bulan Ramadhan dibacakan dan diperdengarkan Al-Qur’an dari awal sampai akhir. Betapa nikmatnya diperdengarkan Al-Qur’an dan kita berada di masjid Allah Ta’ala, dalam keadaan menegakkan shalat dengan tenang, merenungkan firman Allah Ta’ala. Maka bertambahlah pentunjuk dan cahaya, serta kelapangan dada. Dan waktu yang tepat untuk tadabbur Al-Qur’an adalah pada shalat malam.

Yang dituntut adalah bahwa kita menghidupkan malam Ramadhan dengan petunjuk Rasulullah dengan menegakkan shalat tarawih sesuai kemampuan kita. Demikian pula kita berharap pada anak-anak kita untuk dibiasakan dan dilatih menegakkan shalat tarawih sesuai dengan kemampuan mereka.

Diterjemahkan oleh

‘Umar Al-Indunisy

Darul Hadits – Ma’bar, Yaman

Pesan Mengisi Ramadhan Dengan Shalat Tarawih dan Tilawah Al-Qur’an
Quantity :